Sabtu, 02 Maret 2013

ORGANOLEPTIK

tes untuk campuran
organoleptik
*        TES UNTUK CAMPURAN DARI BEBERAPA ANION
*         
1. Karbonat disamping sulfit.
*        Jika ada sulfit dan karbonat maka pada pemberian asam sulfat akan menimbulkan gas SO2 dan CO2.
*        Kedua gas ini dapat mengeruhkan air barit. Tetapi test dengan bichromat untuk SO2 tidak dipengaruhi oleh adanya CO2.
*        Karena itu untuk menunjukkan SO2 maka zat padat diberikan H2SO4 kemudian menjadi hijau maka menunjukkan adanya SO2.
*        Cara lain :
*        Kepada larutan diberi K2Cr2O7 padat atau H2O2.
*        Kemudian diberi H2SO4 encer. Kemudian gas yang terjadi dilewatkan larutan air barit. Jika keruh maka ada.
*        2. Nitrat disamping nitrit.
*        Untuk mengetahui adanya nitrit maka sedikit dari larutan diberi asam mineral, KI dan amilum.
*        Jika biru maka ada nitrit. Untuk menghilangkan nitrit maka larutan diberi larutan NH4Cl, dan dididihkan. Sebab penunjukkan nitrat tidak dapat dilakukan jika ada nitrit. Dengan demikian larutan hanya mengandung nitrat dan ini dapat ditetapkan dengan reaksi cincin.
*        3. Nitrat disamping Bromida dan Iodida.
*        Reaksi cincin untuk nitrat tidak dapat dilakukan jika larutan mengandung Bromida dan Iodida. Karena dengan H2SO4 terjadi Br2 dan I2, dan ini menyukarkan warna dari rekai cincin, karena itu larutan diberi NaOH berlebihan.
*        Kemudian diberi tepung amylum dan dipanaskan. Timbulnya gas-gas amoniak dapat ditunjukkan dengan larutan nessler, atau kertas lakmus, maka ini menunjukkan adanya nitrat.
*        4. Nitrat disamping chlorat.
*        Chlorat menunjukkan warna dari reaksi cincin, karena itu larutan diselesaikan seperti, nitrat diubah menjadi NH3 dan chlorat menjadi chlorida.
*        Kemudian diberi HNO3 dan AgNO3. jika ada Halogenida dalam larutan itu maka ini diendapkan dulu dengan larutan Ag sulfat.
*        5. Chlorida disamping bromida dan atau yodida.
*        Larutan dibuat netral dengan HNO3 encer, kemudian diberi larutan AgNO3 yang berlebihan.
*        Endapan disaring dan dicuci. Endapan dikocok dengan larutan ammonium karbonat, setelah itu disaring. Tapisan diberi beberapa tetes larutan KBr, jika terjadi endapan kuning muda dari AgBr ini berasal dari Bromida
*        Endapan dari saringan dicuci hingga bebas dari AgNO3 kepada endapan ini diberi larutan formaldehyd 4 % dalam larutan 0,1 N Na2CO3.
*        Tapisan diselidiki terhadap chlorida dengan memberi larutan AgNO3 dan sedikit HNO3 encer. AsBr agak sukar bereaksi dengan reagent demikian juga AgI.
*        6. Chlorida disamping Iodida.
*        Larutan dinetralkan dan diberi larutan AgNO3 yang berlebihan, endapan dicuci. Endapan dicuci dengan amonia encer. Tapisan diberi larutan HNO3. Endapan putih menunjukkan adanya chlorida.
*        7. Bromida dan Iodida disamping chlorida.
*        Larutan dibuat asam dengan HCl, diberi air chlor, atau natrium hypochlorite kemudian diberi chloroform atau CCl4.
*        Jika ada warna ungu menunjukkan iadida, kemudian larutan tersebut diberi air chlor lagi maka warna ungu menghilang timbullah warna coklat merah yang larut dalam CCl4, atau chloroform.
*        Ini menunjukkan adanya bromida.
*        Klorida dengan hadirnya Iodida
*        Tambahkan larutan AgNO3 ekses kepada 0,5 ml ekstrak soda yang telah diasamkan dengan HNO3 encer, sentrifuge dan buang sentrifugenya, cuci residu dengan 0,2 ml larutan NH3 encer, sentrifuge lagi. Asamkan cucian yang jernih itu dengan HNO3 encer (AgCl ↓ putih) menunjukkan atau menyatakan adanya Cl.
*        Kalau ada iodida dan / atau bromida, encerkan larutan yang diselidiki sampai 15 ml lalau tambahkan HNO3 pekat 8 cc.
*        Didihkan sampai hingga I2 dan Br2 habis. Kalau I2 dan Br2 telah habis menguap tambah 3 – 4 cc HNO3 encer lalu tambah 3 cc larutan AgNO3 kalau timbul endapan putih berarti ada ion chlorida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar